Sejarah


Upaya pendirian RS Muhammadiyah Metro telah dimulai sejak tahun 1967. Pada tahun itu, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kabupaten Lampung Tengah di Metro telah memiliki izin operasional Rumah Sakit Penolong Kesengsaraan Oemat (RS-PKO) Muhammadiyah dari Ikes Propinsi Lampung yang ditandatangani oleh dr. Enjun sebagai Kepala Ikes Provinsi Lampung.
Namun, pada perkembangan selanjutnya Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kabupaten Lampung Tengah lebih terkonsentrasi pada upaya penyelamatan Universitas Muhammadiyah Lampung di Metro cabang dari Jakarta sehingga upaya-upaya pengembangan RS PKO Muhammadiyah menjadi tidak maksimal.
Pada tahun 1980-an PCM Lampung Tengah berkembang menjadi PDM Lampung Tengah dengan Metro sebagai pusat gerakan dakwah. Oleh Majelis PKS PDM Lampung Tengah bersama-sama dengan PCM Metro Raya, PCM Hadimulyo serta PDA Metro didirikan Balai Pengobatan Muhammadiyah dan Rumah Bersalin Aisyiyah yang berlokasi di Kompleks SMP Muhammadiyah 3 Metro. Untuk menanggulangi biaya operasional BP Muhammadiyah dan RB Aisyiyah ini, dikembangkan sistem dana sehat, yaitu upaya pembiayaan kesehatan bagi siswa dilingkungan sekolah Muhammadiyah dan TK ABA dengan sistem prabayar. Namun karena jauhnya jangkauan pelayanan, sistem pelayanan kesehatan ini kurang mendapat sambutan  dari  pengelola sekolah. Al hasil BP Muhammadiyah berjalan dengan lamban, bahkan RB Aisyiah gulung tikar terlebih dahulu.
Pada tahun 2000 bersamaan dengan gerakan  otonomi daerah, Kabupaten Lampung Tengah dimekarkan menjadi 3 daerah otonom, yaitu Kabupaten Lampung Tengah dengan ibukota di Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Timur ibukota di Sukadana dan Kota Metro. PDM Lampung Tengah pun dimekarkan menjadi 3 Pimpinan Daerah, yairu PDM Lampung Tengah, PDM Lampung Timur dan PDM Kota Metro. Pada Musda I Kota Metro, Pendirian RSU Muhammadiyah Metro telah menjadi salah satu amanat Musda. Namun pada periode ini belum ada langkah-langkah kongkrit untuk mewujudkan Rumah Sakit. Kegiatan majelis lebih terfokus pada kegiatan kesejahteraan sosial.
Pendirian RSU Muhammadiyah Metro kembali diamanatkan oleh Musyawarah Daerah Muhammadiyah II Kota Metro periode 2005-2010. Dalam tanfids keputusan musda tersebut, Musyawarah Daerah mengamanatkan kepada pengurus untuk mendirikan RSU Muhammadiyah Metro sebagai sarana dan media dakwah dengan cara mengembangkan Balai Pengobatan yang sudah ada atau dengan mendirikan Rumah Sakit yang baru.
Majelis Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat PD Muhammadiah Kota Metro yang dipimpin dr. Hi. Makmuri Adnan, Sp.Rad. selaku leading sector menyambut baik dan positif keputusan musda tersebut. Setelah melakukan koordinasi beberapa kali, MKKM menetapkan Panitia Pendirian RSU Muhammadiyah Metro.
Dari berbagai studi kelayakan dan beberapa analisa selama beberapa bulan, panitia pendirian RSU Muhammadiyah Metro yang diketuai oleh Drs. Hi. Amin HS, menetapkan lokasi di Jalan Soekarno Hatta No. 42 (bekas Rumah Bersalin “Amanah”) sebagai lokasi yang paling layak dan tepat untuk didirikan RSU Muhammadiyah Metro. Diatas tanah seluas 8005 m2, saat ini telah terbangun gedung seluas +  2000 m2 dengan berbagai fasilitas.


 Berkat partisipasi aktif dari warga masyarakat, anggota dan simpatisan  Muhammadiyah serta Pemerintah Kota Metro dilakukan penggalangan dana baik dalam bentuk sumbangan, wakaf, hibah maupun investasi.




Berkat kegigihan dan keuletan dari berbagai pihak saat ini RSU Muhammadiyah Metro kini telah siap melayani pasien. RSU Muhammadiyah Metro mulai beroperasi sejak 1 Januari 2008 dan diresmikan oleh Ketua PP Muhammadiyah (Bapak Prof. Dr. Din Syamsudin, MA) dengan dihadiri oleh drg. Naedial Roisdal (Staf Ahli Menkes) Ir.MS Joko Umar Said, MM (Asisten IV Sekprop Lampung), Hi. Lukman Hakim, SH,MM. (Walikota Metro) pada tanggal 22 Januari 2008